Rabu, 29 Mei 2013

RESPONDING PAPER KELOMPOK 4


RESPONDING PAPER ROMAWI KUNO
OLEH: RITA HARDIANTI
1.      Sejarah
Kerajaan (753-509 SM)
Terbentuknya Romawi
Kota Roma didirikan oleh suku bangsa local yang telah membangun perkemahan di tujuh bukit di sekeliling Roma pada 753 SM.
Menurut legenda, Roma didirikan oleh dua orang kakak beradik, Romulus dan Remus, cucu raja Numitor.  Sodara raja yang jahat, Amulius, memasukan kedua bersaudara yang masih bayi itu kesebuah keranjang lalu dibuang ke sungai Tiber. Tetapi mereka diselamatkan dan disusui oleh serigala betina. Mereka mendirikan Roma. Namun keduanya bertikai dan Remus terbunuh. Romulus kemudian menjadi raja yang pertama.
Dikisahkan pula bahwa Roma awal diperintah oleh raja local dengan Romulus sebagai penguasa pertama. Warga Roam tediri atas orang Sabin dan Latin, yang bersatu untuk membangun sebuah kota. Dan menganggap bangsa Romawi. Bangsa ini mendapat pengaruh dari daerah-daerah utara tetangga seperti: Etruscan, Para Pedagang Yunai dan Katago yang membawa berbagai pemikiran baru mengenai kebudayaan dan masyarakat.
Bangsa Etruska
Bangsa ini kerajaannya disebut Etruria, terbentuk sekitar (800 SM). Terdiri atas: petani, pengrajin logam, pelaut, dan pedagang. Bangsa ini menyukai music, permainan dan perjudian. Selain itu di pengaruhi bangsa Yunani, mengadopsi abjad Yunani, mengenakan Himaton (Jubah), dan menyembah para dewa Yunani. Banyak cara hidup mereka diambil oleh bangsa Romawi. Akirnya orang Romawi juga mengambil alih kebudayaan gaya Yunani sebagai kebudayaan utama mereka.
7 Raja Romawi
1.      Romulus
Romulus adalah raja pertama sekaligus pendiri Roma. Romulus mendirikan Roma di atas bukit Palatine. Romulus mengizinkan semua laki-laki, baik manusia bebas ataupun budak, untuk datang dan menjadi warga Roma. Untuk menyediakan istri bagi warganya, Romulus menculik wanita-wanita kaum Sabin sehingga kerajaan Sabin memerangi Roma. Setelah berperang dengan kaun Sabin, Romulus berbagi gelar dengan raja Sabin, Titus Tatius. Pada masa pemerintahannya, Roma juga berperang dengan kerajaan Fidenate dan Veii.
Romulus memilih 100 orang bangsawan untuk membentuk senat sebagai dewan penasihat bagi raja. Setelah penggabungan dengan Sabin, Romulus menambah lagi 100 sebagai senat. Romulus membagi rakyatnya menjadi tiga puluh curiae (golongan), dinamai berdasarkan tiga puluh wanita Sabin yang berperan dalam menghentikan perang antara Romulus dan Titus Tatius. Pewakilan tiap Curiae berkumpul membentuk Dewan Curiata. Setelah kematiannya pada usia 54 tahun, Romulus dipuja sebagai Quirinus, dewa perang.
2.      Numa Pompilius
Setelah kematian Romulus, terjapada masa interregnum selama satu tahun dimana 10 orang anggota senat terpilih memerintah sebagai interrex. Senat kemudian memilih Numa Pompilius, seorang Sabin, untuk menjadi raja berikutnya. Dia dipilih karena reputasinya sebagai orang yang adil dan beriman. Meskipun awalnya Numa tidak mau menerima jabatan kerajaan, ayahnya meyakinkannya untuk menerima posisi itu sebagai cara untuk melayani para dewa.
Masa pemerintahan Numa ditandai dengan perdamaian dan reformasi keagamaan.  Numa membangun kuil Janus dan melakukan kesepakatan damai dengan kerajaan tetangga Roma. Numa kemudian menutup pintu kuil tersebut untuk menunjukkan keadaan damai.  Numa juga banyak menetapkan dan mendirikan jabatan keagamaan di Roma, contohnya perawan vesta, Pontifex Maximus, Salii, flamine. Numa mereformasi kalender Romawi dengan menambahkan bulan Januari dan Februari sehingga totalnya menjadi 12 bulan.  Numa mengatur wilayah Roma menjadi distrik-distrik untuk menciptakan aministrasi yang lebih baik, membagi-bagi tanah kepada para penduduk, dan membentuk serikat dagang. Tradisi mengatakan bahwa pada masa pemerintahan Numa perisai Jupiter jatuh dari langit, dengan masa depan Roma tertulis di atasnya. Numa memerintah selama 43 tahun dan meninggal secara alami.
3.      Tullus Hostilius
Tullus Hostilius adalah raja yang lebih suka berperang dibanding mengurusi masalah keagamaan. Pada masa pemerintahannya, Roma memusnahkan kerajaan Alba Longa dan mengambil seluruh penduduknya.  Dia juga berperang dengan kerajaan Fidenae, Veii, dan Sabin. Dia membangun tempat baru untuk senat, Curia Hostilia, yang bertahan sampai 500 tahun setelah kematiannya.
Dalam suatu cerita, Tullus mengabaikan para dewa hingga akhirnya ia jatuh sakit. Tullus kemudian memanggil Jupiter dan memohon pertolongannya namun Jupiter membakar sang raja dengan petirnya. Tullus memerintah Roma selama 31 tahun.
4.      Ancus Marcius.
Setelah kematian Tullus Hostilius yang misterius, senat Romawi memilih cucu Numa Pompilius, Ancus Marcius, sebagai raja. Seperti kakeknya, Ancus Marcius lebih suka perdamaian dan hanya berperang jika dia diserang. Dia melakukan kesepakatan damai dengan kerajaan tetangga Roma dan membuat mereka bersekutu dengan Roma. Dia banyak membangun infrastruktur, seperti penjara pertama Roma, pelabuhan, dan pabrik garam. Dia juga membangun jembatan pertama yang melalui sungai Tiber. Setelah memimpin selama 25 tahun, Dia meninggal secara alami seperti kakeknya, menandai berakhirnya pemerintahan raja Latin-Sabin di Roma.
5.      Tarquinius Priscus
Tarquinius Priscus merupakan keturunan Etruska. Setelah pindah ke Roma, dia diadopsi oleh Ancus Marcius. Dalam masa pemerintahannya, dia memenangkan banyak peperangan melawan kerajaan lain dan membuat Roma memperoleh banyak harta rampasan perang.
Dia menambahkan 100 anggota dari suku Etruska ke dalam senat. Dia juga menambah jumlah tentara menjadi 6.000 infantri dan 600 kavaleri. Dia membangun kuil Jupiter, Circus Maximus (arena balap kereta kuda), mendirikan Forum Romawi, mengadakan kompetisi olahraga Romawi, dan memperkenalkan lambang militer Romawi.
Setelah menjadi raja selama 25 tahun, dia dibunuh oleh anak kandung Ancus Marcius.
6.      Servius Tullius
Tarquinius Priscus digantikan oleh menantunya, Servius Tullius. Servius adalah raja Roma kedua yang merupakan keturunan Etruska. Servius mengadakan sensus penduduk pertama dan membagi-bagi penduduk Roma berdasarkan tingkat ekonominya dan wilayah geografisnya. Dia mendirikan Dewan Centuria dan dewan Suku. Dia membangun kuil Diana dan tembok yang mengelilingi tujuh bukit di Roma. Dia memerintah selama 44 tahun kemudian dibunuh oleh putrinya (Tullia) dan menantunya (Tarquinius Superbus).
7.      Tarquinius Superbus
Tarquinius Superbus anak dari Tarquinius Priscus dan menantu Servius Tullius. Tarquinius Superbus juga adalah orang Etruska. Tidak seperti raja-raja sebelumnya, masa pemerintahan Tarquinius Superbus diisi dengan kekejaman dan teror sehingga rakyat memberontak padanya. Kekuasaan Tarquinius Superbus berakhir pada 509 SM, sekaligus menandai berakhirnya pengaruh Etruska di Romawi dan pembentukan Republik. Sementara Tarquinius Superbus melarikan diri ke kota Tusculum dan kemudian ke Cumae, di mana ia meninggal dunia pada 496 SM.
Republic (509-27 SM)
Awal Republic
Sekitar tahun 500-an SM, ketika demokrasi sudah dimulai di Athena, para aristokrat Romawi memutuskan bahwa mereka tak mau lagi dipimpin oleh raja-raja Etruska. Para raja memang bertugas secara baik untuk rakyat miskin, namun golongan orang kaya menginginkan lebih banyak kekuasaan. Akan tetapi kelompok kaya tidak bisa begitu saja menyingkirkan raja. Mereka memerlukan bantuan dari orang miskin.
Republik Romawi
Kini Romawi mulai menaklukan Italia selatan. Mereka menggunakan gagasan-gagasan bagus untuk membantu penaklukan mereka. Seperti halnya Aleksander Agung, Romawi mengumumkan kepada semua orang bahwa jika ada kota yang membutuhkan bantuan dalam peperangan, maka Romawi akan dengan senang hati membantu. Dengan segera, sebuah kota meminta pertolongan karena diserang oleh tetangganya. Romawi mengirimkan pasukan dan mengusir si penyerang. Akan tetapi, setelah perang selesai, Romawi menyatakan bahwa akan menempatkan sejumlah tentara Romawi di kota tersebut, untuk menjaga keamanan di sana. Namun jika ada tentara Romawi yang tinggal di suatu kota, maka kota tersebut secara tidak langsung harus mematuhi segala perintah Romawi.
Akhir Republik
Pada tahun 146 SM Romawi merupakan satu-satunya kekuatan penting yang tersisa di Laut Tengah, dan mereka menguasai hampir seluruh daerah pesisirnya.Namun muncul masalah di Romawi. Yang pertama, dua bersaudara yang bernama Tiberius Gracchus dan Gaius Gracchus berusaha mengembalikan sejumlah lahan di Italia kepada rakyat miskin. Namun para aristokrat di Senat yang kaya tidak mau menyerahkan lahan kepada kaum miskin. Pada tahun 133 dan 123 SM para senator dengan banyak pengikut mereka membunuh kedua bersaudara itu dalam dua kesempatan berbeda. Para Senator tidak dihukum atas kejahatan mereka.
Yang kedua, orang-orang Afrika yang dulu menyerang Kartago masih membuat masalah. Banyak pedagang Romawi yang tinggal di Afrika dibunuh oleh mereka. Jadi sekitar tahun 100 SM Romawi kembali menyerang Afrika. Namun Romawi tidak memiliki cukup tentara, dan jenderalnya, Marius, memutuskan untuk memasukkan para pria pengangguran dari kota Roma. Dia berjanji akan memberi mereka hadiah jika menang.
Yang ketiga, kota-kota Italia merasa bahwa Romawi tidak memperlakukan mereka dengan layak Mereka ingin memperoleh hak suara lebih banyal. Jadi pada tahun 80-an SM terjadi perang melawan kota-kota Italia, di bawah jenderal bernama Sulla. Perang in disebut Perang Sosial, dari bahasa latin "socii" yang bermakna "sekutu". Perang ini berlangsung lama dan Romawi menjadi pemenangnya. Akan tetapi, Marius dan Sulla berebut untuk menjadi jenderal yang akan bertempur di Asia Barat. Marius menang, namun Sulla membawa pasukannya dan berarak ke kota Rom. Dia mengancam akan menyuruh pasukannya menyerang Roma jika Senat tidak memberinya tugas yang diinginkannya. Cara ini berhasil; Sulla pergi ke Asia barat, dan ketika dia kembali dia mengangkat dirinya sendiri sebagai diktator, yang berarti dia dapat menyuruh siapapun untuk melakukan apapun tanpa perlu izin Senat.
Setelah Marius dan Sulla meninggal, sudah jelas bahwa Senat Romawi tidak cukup kuat untuk memimpin Romawi. Untuk mengendalikan keadaan, tiga orang bersekutu, mereka adalah Pompeius (sahabat Sulla), Crassus (seorang kaya), dan Julius Caesar (sahabat Marius). Mereka menjalankan roda pemerintahan selama kira-kira sepuluh tahun, sementara Julius Caesar menaklukan Galia (Prancis modern). Namun Crassus kemudian terbunuh ketika berperang melawan Parthia di Asia Barat, lalu Pompeius dan Julius Caesar terlibat dalam perang saudara. Lagi-lagi banyak orang yang terbunuh di kedua pihak. Pada akhirnya Caesar menang dalam Pertempuran Pharsalus. Pompeius kabur ke Mesir, namun di saan orang-orang Mesir malah membunuhnya supaya Caesar tidak marah kepada mereka.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan