RESPONDING PAPER ROMAWI KUNO
OLEH: RITA HARDIANTI
1.
Sejarah
Kerajaan (753-509 SM)
Terbentuknya
Romawi
Kota
Roma didirikan oleh suku bangsa local yang telah membangun perkemahan di tujuh
bukit di sekeliling Roma pada 753 SM.
Menurut
legenda, Roma didirikan oleh dua orang kakak beradik, Romulus dan Remus, cucu
raja Numitor. Sodara raja yang jahat,
Amulius, memasukan kedua bersaudara yang masih bayi itu kesebuah keranjang lalu
dibuang ke sungai Tiber. Tetapi mereka diselamatkan dan disusui oleh serigala
betina. Mereka mendirikan Roma. Namun keduanya bertikai dan Remus terbunuh.
Romulus kemudian menjadi raja yang pertama.
Dikisahkan
pula bahwa Roma awal diperintah oleh raja local dengan Romulus sebagai penguasa
pertama. Warga Roam tediri atas orang Sabin dan Latin, yang bersatu untuk
membangun sebuah kota. Dan menganggap bangsa Romawi. Bangsa ini mendapat
pengaruh dari daerah-daerah utara tetangga seperti: Etruscan, Para Pedagang
Yunai dan Katago yang membawa berbagai pemikiran baru mengenai kebudayaan dan
masyarakat.
Bangsa
Etruska
Bangsa
ini kerajaannya disebut Etruria, terbentuk sekitar (800 SM). Terdiri atas:
petani, pengrajin logam, pelaut, dan pedagang. Bangsa ini menyukai music,
permainan dan perjudian. Selain itu di pengaruhi bangsa Yunani, mengadopsi abjad
Yunani, mengenakan Himaton (Jubah), dan menyembah para dewa Yunani. Banyak cara
hidup mereka diambil oleh bangsa Romawi. Akirnya orang Romawi juga mengambil
alih kebudayaan gaya Yunani sebagai kebudayaan utama mereka.
7 Raja Romawi
1. Romulus
Romulus
adalah raja pertama sekaligus pendiri Roma. Romulus mendirikan Roma di atas
bukit Palatine. Romulus mengizinkan semua laki-laki, baik manusia bebas ataupun
budak, untuk datang dan menjadi warga
Roma. Untuk menyediakan istri bagi warganya, Romulus menculik wanita-wanita
kaum Sabin sehingga kerajaan Sabin memerangi Roma. Setelah berperang dengan
kaun Sabin, Romulus berbagi gelar dengan raja Sabin, Titus
Tatius. Pada
masa pemerintahannya, Roma juga berperang dengan kerajaan Fidenate dan Veii.
Romulus
memilih 100 orang bangsawan untuk membentuk senat sebagai dewan penasihat bagi raja.
Setelah penggabungan dengan Sabin, Romulus menambah lagi 100 sebagai senat.
Romulus membagi rakyatnya menjadi tiga puluh curiae (golongan), dinamai
berdasarkan tiga puluh wanita Sabin yang berperan dalam menghentikan perang
antara Romulus dan Titus Tatius. Pewakilan tiap Curiae berkumpul
membentuk Dewan Curiata. Setelah kematiannya pada usia 54 tahun, Romulus dipuja
sebagai Quirinus, dewa perang.
2. Numa Pompilius
Setelah
kematian Romulus, terjapada masa interregnum selama satu tahun dimana 10 orang
anggota senat terpilih memerintah sebagai interrex. Senat kemudian memilih Numa
Pompilius, seorang Sabin, untuk menjadi raja berikutnya. Dia dipilih karena
reputasinya sebagai orang yang adil dan beriman. Meskipun awalnya Numa tidak
mau menerima jabatan kerajaan, ayahnya meyakinkannya untuk menerima posisi itu
sebagai cara untuk melayani para dewa.
Masa
pemerintahan Numa ditandai dengan perdamaian dan reformasi keagamaan. Numa membangun kuil Janus dan melakukan kesepakatan damai
dengan kerajaan tetangga Roma. Numa kemudian menutup pintu kuil tersebut untuk
menunjukkan keadaan damai. Numa juga banyak
menetapkan dan mendirikan jabatan keagamaan di Roma, contohnya perawan vesta, Pontifex Maximus, Salii, flamine. Numa mereformasi kalender Romawi dengan menambahkan bulan Januari dan Februari sehingga totalnya menjadi 12 bulan.
Numa mengatur wilayah Roma menjadi distrik-distrik untuk menciptakan aministrasi yang
lebih baik, membagi-bagi tanah kepada para penduduk, dan membentuk serikat dagang.
Tradisi mengatakan bahwa pada masa pemerintahan Numa perisai Jupiter jatuh dari langit, dengan masa depan Roma tertulis di
atasnya. Numa memerintah selama 43 tahun dan meninggal secara alami.
3. Tullus Hostilius
Tullus
Hostilius adalah raja yang lebih suka berperang dibanding mengurusi masalah
keagamaan. Pada masa pemerintahannya, Roma memusnahkan kerajaan Alba Longa dan
mengambil seluruh penduduknya.
Dia juga berperang dengan kerajaan Fidenae, Veii, dan Sabin. Dia
membangun tempat baru untuk senat, Curia Hostilia, yang bertahan sampai
500 tahun setelah kematiannya.
Dalam
suatu cerita, Tullus mengabaikan para dewa hingga akhirnya ia jatuh sakit. Tullus kemudian memanggil Jupiter dan memohon pertolongannya namun Jupiter membakar sang raja
dengan petirnya. Tullus memerintah Roma selama 31 tahun.
Setelah
kematian Tullus Hostilius yang misterius, senat Romawi memilih cucu Numa
Pompilius, Ancus Marcius, sebagai raja. Seperti kakeknya, Ancus Marcius lebih
suka perdamaian dan hanya berperang jika dia diserang. Dia melakukan
kesepakatan damai dengan kerajaan tetangga Roma dan membuat mereka bersekutu
dengan Roma. Dia banyak membangun infrastruktur, seperti penjara pertama Roma, pelabuhan, dan pabrik garam. Dia juga
membangun jembatan pertama yang melalui sungai
Tiber. Setelah
memimpin selama 25 tahun, Dia meninggal secara alami seperti kakeknya, menandai
berakhirnya pemerintahan raja Latin-Sabin di Roma.
5. Tarquinius Priscus
Tarquinius
Priscus merupakan keturunan Etruska. Setelah pindah ke Roma, dia diadopsi oleh
Ancus Marcius. Dalam masa pemerintahannya, dia memenangkan banyak peperangan
melawan kerajaan lain dan membuat Roma memperoleh banyak harta rampasan perang.
Dia
menambahkan 100 anggota dari suku Etruska ke dalam senat. Dia juga menambah
jumlah tentara menjadi 6.000 infantri dan 600 kavaleri. Dia membangun kuil Jupiter, Circus Maximus (arena
balap kereta kuda), mendirikan Forum Romawi, mengadakan kompetisi olahraga
Romawi, dan memperkenalkan lambang militer Romawi.
Setelah
menjadi raja selama 25 tahun, dia dibunuh oleh anak kandung Ancus Marcius.
6. Servius Tullius
Tarquinius Priscus digantikan oleh
menantunya, Servius Tullius. Servius adalah raja Roma kedua yang merupakan
keturunan Etruska. Servius mengadakan sensus penduduk pertama dan membagi-bagi penduduk Roma berdasarkan
tingkat ekonominya dan wilayah geografisnya. Dia mendirikan Dewan Centuria dan
dewan Suku. Dia membangun kuil Diana dan tembok yang mengelilingi tujuh bukit di Roma. Dia
memerintah selama 44 tahun kemudian dibunuh oleh putrinya (Tullia) dan
menantunya (Tarquinius Superbus).
7. Tarquinius Superbus
Tarquinius
Superbus anak dari Tarquinius Priscus dan menantu Servius Tullius. Tarquinius
Superbus juga adalah orang Etruska. Tidak seperti raja-raja sebelumnya, masa
pemerintahan Tarquinius Superbus diisi dengan kekejaman dan teror sehingga
rakyat memberontak padanya. Kekuasaan Tarquinius Superbus berakhir pada 509
SM, sekaligus menandai berakhirnya
pengaruh Etruska di Romawi dan pembentukan Republik. Sementara Tarquinius Superbus melarikan diri ke kota
Tusculum dan kemudian ke Cumae, di mana ia meninggal dunia pada 496 SM.
Republic (509-27 SM)
Awal Republic
Sekitar tahun 500-an SM, ketika demokrasi
sudah dimulai di Athena, para aristokrat Romawi memutuskan bahwa mereka tak mau
lagi dipimpin oleh raja-raja Etruska. Para raja memang bertugas secara baik
untuk rakyat miskin, namun golongan orang kaya menginginkan lebih banyak
kekuasaan. Akan tetapi kelompok kaya tidak bisa begitu saja menyingkirkan raja.
Mereka memerlukan bantuan dari orang miskin.
Republik Romawi
Kini Romawi mulai menaklukan Italia selatan. Mereka
menggunakan gagasan-gagasan bagus untuk membantu penaklukan mereka. Seperti
halnya Aleksander Agung, Romawi mengumumkan kepada semua orang bahwa jika ada
kota yang membutuhkan bantuan dalam peperangan, maka Romawi akan dengan senang
hati membantu. Dengan segera, sebuah kota meminta pertolongan karena diserang
oleh tetangganya. Romawi mengirimkan pasukan dan mengusir si penyerang. Akan
tetapi, setelah perang selesai, Romawi menyatakan bahwa akan menempatkan
sejumlah tentara Romawi di kota tersebut, untuk menjaga keamanan di sana. Namun
jika ada tentara Romawi yang tinggal di suatu kota, maka kota tersebut secara
tidak langsung harus mematuhi segala perintah Romawi.
Akhir Republik
Pada tahun 146 SM Romawi merupakan satu-satunya kekuatan
penting yang tersisa di Laut Tengah, dan mereka menguasai hampir seluruh daerah
pesisirnya.Namun muncul masalah di Romawi. Yang pertama, dua bersaudara yang
bernama Tiberius Gracchus dan Gaius Gracchus berusaha mengembalikan sejumlah
lahan di Italia kepada rakyat miskin. Namun para aristokrat di Senat yang kaya
tidak mau menyerahkan lahan kepada kaum miskin. Pada tahun 133 dan 123 SM para
senator dengan banyak pengikut mereka membunuh kedua bersaudara itu dalam dua
kesempatan berbeda. Para Senator tidak dihukum atas kejahatan mereka.
Yang kedua, orang-orang Afrika yang dulu menyerang Kartago
masih membuat masalah. Banyak pedagang Romawi yang tinggal di Afrika dibunuh
oleh mereka. Jadi sekitar tahun 100 SM Romawi kembali menyerang Afrika. Namun
Romawi tidak memiliki cukup tentara, dan jenderalnya, Marius, memutuskan untuk
memasukkan para pria pengangguran dari kota Roma. Dia berjanji akan memberi
mereka hadiah jika menang.
Yang
ketiga, kota-kota Italia merasa bahwa Romawi tidak memperlakukan mereka dengan
layak Mereka ingin memperoleh hak suara lebih banyal. Jadi pada tahun 80-an SM
terjadi perang melawan kota-kota Italia, di bawah jenderal bernama Sulla.
Perang in disebut Perang Sosial, dari bahasa latin "socii" yang
bermakna "sekutu". Perang ini berlangsung lama dan Romawi menjadi
pemenangnya. Akan tetapi, Marius dan Sulla berebut untuk menjadi jenderal yang
akan bertempur di Asia Barat. Marius menang, namun Sulla membawa pasukannya dan
berarak ke kota Rom. Dia mengancam akan menyuruh pasukannya menyerang Roma jika
Senat tidak memberinya tugas yang diinginkannya. Cara ini berhasil; Sulla pergi
ke Asia barat, dan ketika dia kembali dia mengangkat dirinya sendiri sebagai
diktator, yang berarti dia dapat menyuruh siapapun untuk melakukan apapun tanpa
perlu izin Senat.
Setelah Marius dan Sulla meninggal,
sudah jelas bahwa Senat Romawi tidak cukup kuat untuk memimpin Romawi. Untuk
mengendalikan keadaan, tiga orang bersekutu, mereka adalah Pompeius (sahabat
Sulla), Crassus (seorang kaya), dan Julius Caesar (sahabat Marius). Mereka
menjalankan roda pemerintahan selama kira-kira sepuluh tahun, sementara Julius
Caesar menaklukan Galia (Prancis modern). Namun Crassus kemudian terbunuh ketika
berperang melawan Parthia di Asia Barat, lalu Pompeius dan Julius Caesar
terlibat dalam perang saudara. Lagi-lagi banyak orang yang terbunuh di kedua
pihak. Pada akhirnya Caesar menang dalam Pertempuran Pharsalus. Pompeius kabur
ke Mesir, namun di saan orang-orang Mesir malah membunuhnya supaya Caesar tidak
marah kepada mereka.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan