RESPONDING PAPER AGAMA BAHA’I
OLEH: RITA HARDIANTI
1. Sejarah
Bahá’í adalah agama yang independen dan bersifat universal, bukan sekte
dari agama lain. Pesuruh Tuhan dari agama Bahá’í adalah Bahá’u’lláh, yang
mengumumkan bahwa tujuan agama-Nya adalah untuk mewujudkan transformasi rohani
dalam kehidupan manusia dan memperbarui lembaga-lembaga masyarakat berdasarkan
prinsip-prinsip keesaan Tuhan, kesatuan agama, dan persatuan seluruh umat
manusia.
Umat
Bahá’í berkeyakinan bahwa agama harus menjadi sumber perdamaian dan
keselarasan, baik dalam keluarga, masyarakat, bangsa maupun dunia. Umat Bahá’í
telah dikenal sebagai sahabat bagi para penganut semua agama, karena
melaksanakan keyakinan ini secara aktif.
2. Ajaran
Baha’i
a. Ke
esaan Tuhan
Bahá’u’lláh
mengajarkan bahwa hanya ada satu Tuhan Yang Maha Agung, yakni Tuhan Yang Maha
Esa yang telah mengirim para Rasul dan Nabi untuk membimbing manusia. Oleh
karena itu, semua agama yang bersumber dari satu Tuhan ini, haruslah
menunjukkan rasa saling menghormati, mencintai, dan niat baik antara satu
dengan yang lain.
Umat Bahá’í percaya bahwa Tuhan adalah Sang Pencipta alam semesta dan
Dia bersifat tidak terbatas, tak terhingga dan Maha Kuasa. Tuhan tidak dapat
dipahami, dan manusia tidak bisa sepenuhnya memahami realitas Keilahian-Nya.
Oleh karena itu, Tuhan telah memilih untuk membuat Diri-Nya dikenal manusia
melalui para Rasul dan Nabi, seperti Ibrahim, Musa, Krishna, Zoroaster, Budha,
Isa, Muhammad, dan Bahá’u’lláh. Para Rasul dan Nabi yang suci itu bagaikan
cermin yang memantulkan sifat-sifat dan kesempurnaan Tuhan. Mereka merupakan
saluran suci untuk menyalurkan kehendak Tuhan bagi umat manusia melalui Wahyu
Ilahi, yang terdapat dalam Kitab-kitab Suci berbagai agama di dunia. Wahyu
Ilahi adalah “Sabda Tuhan” yang dapat membuka potensi rohani setiap individu
serta membantu umat manusia berkembang terus-menerus menuju potensinya yang
tertinggi.
b. Keselarasan dan Toleransi antar Umat Beragama
Umat Bahá’í percaya bahwa tujuan agama adalah mewujudkan persatuan dan
kebahagiaan bagi seluruh umat manusia. Saling menghormati dan mencintai serta
kerja sama di antara pemeluk agama yang berbeda akan membantu terwujudnya
masyarakat yang damai. Karena itu, umat Bahá’í aktif berperan di berbagai usaha
serta proyek-proyek yang memajukan persatuan agama dan yang meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman terhadap agama-agama lain. Umat Bahá’í menghormati
keanekaragaman dalam melakukan ibadah keagamaan.
c. Kesatuan Dalam Keanekaragaman
Salah satu ciri khas masyarakat Bahá’í di seluruh dunia adalah
keanekaragaman anggotanya. Agama Bahá’í merangkul orang-orang yang berasal dari
ratusan ras, suku, dan bangsa, bermacam-macam profesi, serta berbagai golongan
sosial ekonomi----semuanya bersatu demi mengabdi pada kemanusiaan. Dalam
masyarakat Bahá’í keanekaragaman dihormati dan dihargai; dan pengalaman
persatuan ini menunjukkan bahwa umat manusia, dengan segala keanekaragamannya,
dapat hidup bersatu dengan penuh kedamaian dan cinta.
d. Kesatuan Umat Manusia
Agama Bahá’í mengajarkan bahwa semua manusia adalah sama di hadapan
Tuhan, dan mereka harus diperlakukan dengan baik, harus saling menghargai dan
menghormati. Bahá’u’lláh mencela prasangka ras dan kesukuan, serta mengajarkan
bahwa semua orang adalah anggota dari satu keluarga manusia, yang justru
diperkaya dengan keanekaragamannya.
e.
Sifat Roh dan Kehidupan Sesudah Mati
Umat Bahá’í percaya tentang adanya roh yang kekal yang
ada pada setiap manusia walaupun kita tidak sepenuhnya mampu memahami sifat roh
itu.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan